Wahai
Ukhtiy… Saudariku,
menjadi wanita yang shalihah yang melahirkan generasi shalih/shalihah siapakah yang tidak menginginkannya....?
Bila kelak kau ingin memiliki keturunan
yang shalih/shalihah, berbudi luhur dan bertakwa serta bermanfaat untuk
dirinya, agama dan umatnya, dan seperti yang engkau cita-citakan dulu (SPK2)
maka hendaknya didiklah calon dzuriyahmu tersebut dengan pendidikan Islam yang
benar.
Sebab
pendidikan yang benar yaitu dimulai dari sebelum anak itu lahir, bahkan sebelum
menikah. Maka persiapkanlah dirimu jauh-jauh hari juga
pendampingmu/calon pendampingmu.
Sebaiknya,
engkau mengikuti Manhaj dan ajaran pendidikan mulia sesuai uswah kita
Rasulullah shalallahu 'Alaihi wasallam, para sahabatnya, tabi'in, dan generasi shalih
setelah mereka. Manhaj yang lurus Salafushalih.
Melahirkan
generasi shalih/shalihah di mulai dari kedua orang tua yang juga shalih dan shalihah dalam kepribadiannya.
Yang
mempunyai kesadaran untuk memiliki generasi yang baik lahir maupun bathin.
Mempunyai kesadaran bahwa anak-anak adalah “Amanah” dari Allah Ta'ala, yang harus di jaga dengan baik.
Wahai
saudariku, Ukhtiy… Persiapkanlah dirimu untuk menjadi seorang Ibu yang shalihah.
sebagai
Madrasah bagi anak-anakmu kelak,
"Ibu
adalah madrasah, bila engkau persiapkan dengan baik maka engkau telah
mempersiapkan bangsa yang baik dan kuat"
"Ibu
laksana taman,
bila engkau pelihara tanamannya dengan siraman yang cukup maka akan tumbuh
dengan subur dan rindang"
Wanita
adalah setengah dari bagian masyarakat, dan ia melahirkan separuh dari generasi
manusia, serta ialah pondasi tegaknya keluarga.
Bila
kau ingin
memiliki anak-anak yang shalih dan shalihah, maka persiapkanlah dirimu menjadi wanita tangguh,
kuat lahir maupun bathin, tegar, mandiri, sabar, dan bertakwa.
Rajinlah
melatih diri (Riyadhoh) untuk ke arah sebagai wanita yang shalihah.
Ingatlah sebuah hadits yang diriwayatkan oleh
Muslim :
"Dunia
adalah perhiasan dan seindah-indahnya perhiasan dunia adalah wanita shalihah"
Juga hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah :
"Tidak
ada perkara yang lebih bagus bagi seorang mukmin setelah bertakwa kepada Allah
daripada istri yang shalihah, bila ia menyuruhnya maka ia mentaatinya, bila ia
memandangnya membuat hati senang, bila ia bersumpah, maka ia menolong
manunaikannya dan bila ia pergi maka ia dengan tulus menjaga diri dan harta
suaminya"
Dulu engkau juga pernah bertanya kepadaku juga
kepada teman dan sahabatku...
seperti apakah kriteria wanita sholihah itu..?
berikut kriteria yang dapat aku sampaikan
kepadamu. Yang ku ambil dari berbagai sumber buku.
Istri
yang shalihah yaitu bila suaminya menyuruhnya (mendidiknya, mengarahkannya,
menasihatinya), maka ia (istri shalihah) akan menta'atinya. Bila suami
memandangnya, maka ia (istri shalihah) membuat senang hati suami, dengan
perangai wajah yang berseri, rajin, sabar, qona'ah, menerima keadaan suami suka
maupun duka, lapang dada/hati, jarang mengeluh, juga tidak membuat suami merasa
berat karenanya. Bila suami bersumpah/mempunyai niat baik, maka istri shalihah
turut mendukung, memotivasi, membantunya sehingga niat baiknya dapat terlaksana (bi
iznillah/disertai karena izin Allah).
Bila
suami tidak ada di rumah, dalam rangka mencari ma'isyah, sekolah (menuntut ilmu
syar'i), maka istri shalihah akan membuat tenang hati suami, yaitu menjaga
dirinya, kehormatan dirinya atas nama suaminya, sehingga tidak membuat cemar
nama baik suaminya, dengan pandainya menjaga harta suami, berupa anak-anaknya,
di ayomi, di bimbing, di perhatikan, di didik dengan baik, dan berupa harta, di
belanjakan dengan hemat, cermat dan proporsional juga profesional. menjaga dan merawat harta
suaminya dengan baik, sebagai amanat yang di bebankannya.
Saudariku,
jadilah engkau wanita terbaik yang dipilih oleh seorang laki-laki, yang akan
membawamu menuju kehidupan baru. Kehidupan yang penuh dengan rintangan, ujian, dan saling bekerjasama menopang kehidupan
dalam berumah
tangga.
Pabila terjadi perselisihan janganlah kalian berkecil hati, dengan keadaan kalian yang mungkin baru belajar
dalam membina mahligai bahtera yang harus didasari dengan
agama, dalam lingkungan keluarga yang mungkin masih belum
menjalankan Islam dengan baik.
Tetaplah
menjadi dirimu
sendiri. Yang terus berusaha memperbaiki diri, menambah wawasan keilmuan , baik
ilmu agama
maupun ilmu pengetahuan.
Perkayakanlah
dirimu, untuk membekali diri sebagai seorang Istri Shalihah, dan sebagai Ibu
bagi anak-anakmu kelak. Karena
engkau
dipilih bukan hanya kecantikanmu
saja, bukan pula harta dari kedua orang tuamu, bukan pula
karena
keturunanmu berdarah biru, maupun ningrat ..
Namun
dipilih karena Adanya dirimu sendiri.
Ingatlah…
"Wanita
dinikah karena empat perkara, karena hartanya, nasabnya, kecantikannya dan
agamanya, maka pilihlah yang memiliki agama, jika tidak, ENGKAU AKAN
BINASA"
(Muttafaq
'alaih: Al Bukhari, 5090, Muslim,1466)
Wanita
dinikahi karena memiliki agamanya, yaitu seorang yang bertakwa pada Allah azza wajalla.
Bertawakkal pada-Nya.
Ada rasa takut pada-Nya.
Mengerti hakikat Ke Maha-an Allah Ta'ala. Sehingga
ia akan menjalankan kehidupan ini karena Allah Ta'ala. Bukan karena atribut dunia semata.
seperti yang di nukilkan dalam Rukun Iman.
Beriman
kepada Allah, kepada para Malaikat,
Kepada kita-kitab samawi, kepada para Rasul,
kepada hari akhir, kepada takdir baik maupun buruk.
Setelah
Islam, Bersyahadat, Mengerjakan sholat yang lima waktu, menunaikan zakat,
Mengerjakan shaum di bulan ramadhan, lalu menunaikan Ibadah haji.
Itulah
POKOK utama dari seorang yang shalih dan shalihah.
Jika
telah yakin dan menjalankan itu, maka ketentuan-ketentuan yang lainnya akan dengan ta'at untuk menjalankan
dengan hati ikhlas.
Saudariku
, Uktiy… Yang
semoga di rahmati Allah,
Persiapkanlah
dirimu,
dengan katakwaan, dan tawakkal. Rajin Ibadah dan memohon pada Allah. Untuk di karuniakan seorang pendamping yang Shalih.
Sebaik-baik
pilihan dari Allah. Jika hatimu sudah kuat merasa nyaman dengan pilihanmu, maka
perkutanlah dengan memohon pada Allah, untuk di dekatkan, di mudahkan dan di
lancarkan. Lalu di Berkahi dalam rumah tangganya nanti.
Ingatlah hadits riwayat Imam At-Tirmidzi :
"Jika
ada seorang laki-laki datang kepadamu yang kalian ridhai agama dan akhlaknya,
maka nikahkanlah dan jika tidak kamu lakukan, maka akan terjadi Fitnah dan
Kerusakan"
Jika
datang seorang pemuda/laki-laki kepadamu (wanita) dan engkau melihatnya ia baik
dalam agamanya,
akhlaknya, sesuai dengan agama dan sikapnya, maka terimalah ia. Walaupun
ia dari keluarga sederhana, berma'isyah pas-pasan, berpenampilan dan wajahnya kurang tampan, dan bahkan yang lain-lainnya. Jika itu membuat hatimu Ridha, menerimanya, maka nikahlah dengannya.
Jika
sudah yang datang baik agamanya, aklhaknya, kelakuannya baik, amanah, jujur,
tanggung jawab, perangainya baik. Maka mau memilih yang bagaimanakah lagi.
Ketiga
perkara yang lainnya akan mengikutinya...
Jika
wanita menolaknya, maka tidak ada alasan kenapa menolak?
Karena kurang kaya?, kurang tampan? kurang banyak
hasil ma'isyahnya?
Nah
jika pertimbangan itu, kamu menolaknya, maka akan terjadi Fitnah (ujian bagi wanita di kemudian
hari) dan kerusakan, yaitu
Jika memilih karena faktor ke tiga tadi, bukan agama dan akhlaknya,
maka dalam rumah tangganya akan menemui berbagai macam masalah (kerusakan).
_ _ _
Semoga bermanfaat. Barokalloh
Jepara,
2013